Kirim Paket ke Inggris (UK) dengan EMS Pos Indonesia

Halo! Mumpung lagi mood nulis/ngetik, dan ini juga recent event, jadi saya mau berbagi tentang pengalaman kirim paket ke Inggris/United Kingdom/Great Britain dengan EMS (Express Mail Service) dari Pos Indonesia. Saat browsing info, saya nemu postingan blog ini. Cukup mudah dipahami dan cukup membantu saya. Dari situ saya dapat beberapa info penting, namun apa yang saya alami agak sedikit berbeda sehingga saya pun terinspirasi dan termotivasi untuk membuat postingan ini juga.

Browsing Info Barang

Tentunya, saya tidak mau barang saya bermasalah, baik di negara asal maupun di negara tujuan. Jadi saya browsing, dan ini adalah link resmi dari Pos Indonesia: https://ems.posindonesia.co.id/prohibited.php. Juga saya dapat diinfokan dengan jasa pengiriman lain, dan juga dari blog orang yang pernah mengirimkan barang ke sana. Yang jika saya simpulkan, untuk kategori oleh-oleh seperti yang saya kirimkan, akan lebih aman dan tidak was-was jika:

  • Hindari barang berbentuk cairan/liquid.
  • Hindari barang berjenis obat-obatan.
  • Hindari makanan basah yang mudah rusak.
  • Hindari bahan baku industri.
  • Hindari barang-barang berbahaya seperti senjata api, senjata tajam, narkotika dan teman-temannya.

Resikonya adalah barang kita akan dikembalikan atau ditahan, tetapi biaya pengiriman hangus.

Oh ya, jangan lupa untuk buat Commercial Invoice berbahasa Inggris ya. Ini penting supaya petugas kepabeanan dan petugas jasa pengiriman tahu detil apa saja barang yang kita kirimkan, terbuat dari apa, dan total value-nya berapa. Dan sesuai atau tidaknya dengan fisik barangnya. Ini kemudian saya print 1x. Invoice ini wajib dibuat kalau hendak mengirim barang ke luar negeri. Berlaku juga untuk pengiriman dari luar negeri ke sini. Di dalamnya saya detil sekali menginfokan merk barang, jenis barang, negara yang memproduksi, jumlah barang, berat per barang dan totalnya, serta nilai per barang dan totalnya.

Browsing Info Harga

Awalnya saya mau kirim dengan kardus besar dan isinya juga banyak. Lalu saya baca-baca rules sana sini, dan saya pikir semakin besar/berat paket semakin murah biaya pengirimannya. Ternyata, semakin mahal. Yang semakin murah adalah selisih kilogramnya saja. Misal, salah satu agen pengiriman menawarkan jasa kirim ke UK Rp 650.000/kg, dan kg berikutnya s.d 3kg adalah Rp 550.000. Yang saya pikir, awalnya, jika saya kirim 1kg maka saya harus bayar Rp 650.000, tapi jika saya kirim 2kg saya hanya cukup bayar Rp 550.000. Padahal, saya harus membayar Rp 550.000 x 2 = Rp 1.100.000. Ya, bodoh saya.

Alhasil, saya kurangi isinya dan saya perkecil juga kardusnya dan dipaksa muat. Juga menurut info yang beredar, kalau kardusnya besar banget, (kurang tahu di kondisi seperti apa) jasa pengiriman bakal hitung volume si kardus yang bisa jadi lebih besar angkanya dari beratnya. Jadi daripada saya blunder, saya perkecil size kardusnya dan kurangi isinya.

Perihal biaya, saya entah mengapa ketemu aplikasi di PlayStore namanya RajaOngkir. Di situ, kita bisa simulasi perhitungan biaya jasa pengiriman domestik maupun internasional. Juga bisa dilihat perbandingan harga antar brand jasa pengiriman, seperti contoh di bawah ini untuk mengecek berapa biaya kirim dari Jakarta ke Great Britain (Inggris) jika berat barangnya 2kg:

Sumber: RajaOngkir

Tapi, angka di sini ga sepenuhnya tepat ya. Paling tepat adalah bawa langsung barangnya, minta ditimbang di tempat, dan minta info biayanya. Hanya, dari hasil pencarian tadi saya memutuskan akan menggunakan Pos Indonesia saja. Dan karena saya telah melakukan pencatatan berat masing-masing barang, jadi saya bisa estimasikan harus bawa uang berapa. Estimasi saya ada di angka +Rp 1.200.000 dengan berat 2,25kg. Berapakah realisasinya?

Proses Pengiriman

23 Sep 2020 sore hari, saya siap kirim ke kantor Pos. Yang saya bawa adalah:

  • Paket dalam dus yang sudah dibungkus bubble wrap dan ditempeli alamat pengirim dan alamat penerima.
  • Commercial Invoice yang tadi sudah dibuat dalam Excel dan di-print.
  • Uang Rp 1.200.000, ini estimasi maksimum. kalau lebih mahal lagi saya berniat membatalkan rencana ini.
  • Gunting dan selotip, karena kuatir pihak Pos minta untuk dibongkar isinya untuk di-crosscheck.

Sesampainya saya di kantor Pos, saya diberikan form seperti berikut, diminta isi rangkuman barang saya apa saja. Diminta rangkum karena kolom yang disediakan tidaklah besar, dan baris yang tersedia hanya 5 baris. Kan tidak mungkin saya tulis ulang semua yang sudah saya ketik di Excel tadi.. Contoh formnya adalah seperti berikut:

Sambil mengisi form, saya ditanyakan mau kirim ke negara mana, apakah sudah pernah mengirim sebelumnya. Lalu saya diberitahu oleh petugasnya, “Next, kalau mau kirim barang lagi, Invoicenya diprint 2x ya. Satu untuk kita lampirkan bersama dengan struk, satu lagi untuk ditaruh di dalam kardus. Jadi memudahkan pengecekan di kepabeanan. Dan kalau bisa paketnya dibungkus di sini saja. Karena semisal ada barang yang ragu apakah lolos pengecekan atau tidak, kita bisa tanyakan terlebih dahulu ke kenalan kami untuk lebih yakin.” Nah, saya sih yakin barang-barang yang saya kirimkan lolos pengecekan, kecuali Vitacimin. Iya, Vitacimin itu vitamin tablet hisap. Di kemasan Vitacimin sudah ada BPOMnya, harusnya tidak ada masalah, pikir saya. Kalau vitaminnya bentuk sirup, akan lain ceritanya. Selagi barang saya ditimbang, petugasnya menanyakan apa saja isi barangnya. Saya serahkan saja Invoicenya karena banyak jenisnya. Beliau juga menanyakan beberapa barang ini terbuatnya dari apa. Karena kebetulan beliau tidak begitu fasih dengan bahasa Inggris.

Setelah selesai isi form, selesai ditimbang juga paketnya. Dan ternyata 2,12kg dari yang estimasi saya 2,25kg, saya merasa aman, uang cukup nih. Dan untuk biaya pengirimannya, ternyata berada di nominal Rp 947.102 dengan PPN 1% dan HTNB (Harga Tanggungan Nilai Barang) Rp 5.500, sehingga totalnya menjadi Rp 962.073, dari estimasi saya tadi Rp 1.200.000. Petugasnya menginfokan bahwa paket akan sampai agak terlambat dari yang normalnya 4-6 hari, menjadi 7-10 hari akibat pandemi.

Apakah sudah cukup sampai di situ? Eits, belum.

28 Sep 2020 malam hari (di UK sih masih siang jelang sore hari), calon penerima paket dikirimi pesan dari DHL yang ketika saya cek tracking website itu posisi paket sedang berada di Hongkong. Sedang apakah si paket di Hongkong? Jadi somehow, I don’t know how, maybe kerjasama dari Pos dengan DHL mungkin ya, paket saya di-handle oleh DHL. Dan dia dikirimi SMS yang isinya harus melunasi biaya handle dan pajaknya sebesar £16 atau jika dirupiahkan menjadi Rp 318.546. Ini bukan SMS tipu-tipu, kok. Si calon penerima paket bilang dia mau bayarkan saja, tapi saya tidak mau karena ini kan hadiah oleh-oleh ya.. Akhirnya saya kirim uang lewat PayPal dan kena charge lagi Rp 89.193, sehingga totalnya Rp 407.739. Jadi, total biaya pengiriman dari kantor Pos ditambah dengan biaya handle ini adalah Rp 1.369.812. Tentu tambahan biaya ini saya tidak diinfokan sebelumnya sewaktu di kantor Pos. Saya pikir ya sudahlah, ini pengalaman pertama dan menjadi pelajaran karena mungkin next time saya pakai cara lain untuk kirim hadiah. Value hadiahnya saja tidak sampai Rp 500.000 lho, ongkirnya dahsyat.

30 Sep 2020, paket sampai di tangan penerima. Jadi total harinya dari pengiriman adalah 7 hari. Dan Vitacimin tidak bermasalah sama sekali untuk dikirim ke luar negeri. Saya sih hanya kirim 2 sachet ya.

Nah, berikut ini adalah hasil tracking nya:

Tracking via EMS Pos Indonesia

Bisa dilihat kalau paketnya mampir Singapura, Hongkong, dan Jerman dulu sebelum akhirnya ke UK. Kemudian saya coba cek di website DHL, dan trackingnya lebih detil lagi daripada di EMS:

Tracking via DHL

Sebenarnya, terdapat juga pilihan layanan pengiriman ke luar negeri di Pos Indonesia yang lebih murah yaitu RLN. Dikarenakan pandemi, pengiriman khusus ke UK hanya dilayani via EMS saja. Sehingga saya tidak cari tahu lebih lanjut tentang RLN. Sekian pengalaman saya kirim paket Indonesia – United Kingdom, semoga membantu teman-teman pembaca.

Satu respons untuk “Kirim Paket ke Inggris (UK) dengan EMS Pos Indonesia

Tinggalkan komentar