Ubah Nama di Akta Lahir (Hilangkan Spasi)

Hello hello~
Long time no post!

Kali ini gue akan share pengalaman mengubah Nama di Akta Lahir yaitu menghilangkan spasi.

Jadi guys ceritanya, isu gue itu Akta Lahir gue itu Sep Tia sedangkan identitas KTP, KK, dll itu semua Septia. Dari hasil browsing dan tiktokan, gue simpulkan bahwa kalau elemen dari Nama itu ga berubah secara krusial, berarti kita akan mengambil langkah Pembetulan Akta Lahir. Pembetulan Akta Lahir ini TIDAK MELALUI PROSES PERSIDANGAN DI PENGADILAN. Ini gue kasih sumber terpercaya karena dari tiktoknya Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh selaku Dirjen Dukcapil Kemendagri: https://vt.tiktok.com/ZS8a2QU72/

Berkas yang dibutuhkan:

  • Akta Lahir asli
  • Fotocopy Akta Lahir
  • Fotocopy KTP
  • Fotocopy KK
  • Fotocopy Ijazah

Cuss gue ceritain tentang alurnya yaa.. Kalau mau jadi dengan cepat (mungkin bisa hari itu juga jadi), disarankan ubah di Dukcapil wilayah asal Akta Lahir asli kita dibuat. Kalau ga buru-buru dan mau ubah di Dukcapil domisili seperti gue, juga boleh! Hanya, mereka butuh waktu buat konfirmasi ke Dukcapil penerbit tentang keabsahan Akta Lahir kita. Gak masalah buat gue karena ga jauh dari tempat gue tinggal #mager.

Gue pergi ke Dukcapil Jakarta Barat yang ada di daerah Meruya. Itu hari Jumat siang. Gue sampai sana sekitar jam 12.30an. Kondisinya sepi karena berbarengan sama waktu Soljum dan break makan, tapi ada yang standby begitu masuk. Ditanya tuh gue mau keperluan apa, dan dikasih nomor antrian. Ada disuruh tanda tangan juga kayak absen kehadiran gitu. Gue juga diinfoin untuk silahkan tunggu aja karena jam 13.00 baru mulai beroperasi lagi.

Nomor Antrian Dukcapil Jakarta Barat

Setelah mulai beroperasi, gue tentunya nunggu nomor antrian gue dipanggil. Kira-kira ga sampai 10 menitan kali ya karena orang sebelum gue kayaknya ga proses apa-apa karena dari yang gue simak sih, orang itu ga bawa berkas yang lengkap. Nah, begitu giliran gue, gue ditanyain keperluannya apa. Gue jelaskan perihal spasi. Lalu dipastiin lagi sekitar 2x deh dia nanya, “Bener ya bu hanya perbaikan spasi?”. Lalu dia minta berkas-berkas gue. Karena dah gue siapin, jadi tinggal setor. Lalu dia cek sebentar, dan dia gabung dengan form F-2.01 (dikasihtau juga yang harus di isi bagian mana aja) untuk gue isi. Isinya ga di meja yang sama ya guys, ada meja khusus untuk tulis sambil berdiri gitu kayak di bank, jadi gue isi di sana sementara dia handle antrian selanjutnya.

Form F-2.01

Setelah isi formulir, gue tungguin antrian yang lagi maju itu selesai. Kebetulan yang ini lamaaa banget. Karena kasusnya kayaknya berat menyangkut nama Baptis, dan banyak anggota keluarganya. Jadi konsultasinya lumayan lama. Setelah selesai, gue langsung sodorin berkas gue. Dia cek sebentar, sudah oke, lalu dia kasih kertas kecil sambil bilang, “Nanti hari Rabu bisa diambilnya ya. Cukup bawa kertas ini aja dan nanti ambilnya di loket pengambilan dekat pintu masuk.”

Form Pengambilan Dokumen Akta Lahir

Sehari sebelum yang diinfokan, gue dapet SMS dari DUKCAPILDKI.

Notifikasi SMS dari DUKCAPILDKI

Gue juga dapet notifikasi dari aplikasi Alpukat Betawi. Kebetulan gue udah ada daftar aplikasi itu. Tapi gue lupa screenshot.

VOILA! Selesai deh. Ini spill Akta Lahir barunya.

(atas) Akta Lahir
(bawah) Amplop Dokumen

Oh ya btw, bentuk Akta Lahir dan KK jaman now itu hanya kertas ya guys. Ga kayak dulu lagi yang pakai kertas tebal berwarna. Sekian pengalaman gue ya, semoga membantu kaum-kaum yang punya masalah mirip kayak gue yaa..

Kuliah Jurusan Sistem Informasi: Semester 1

HAI! Much has happened since my latest post about this thing. Mungkin gue info ulang dulu tujuan gue nyeritain ini adalah selain curhatan juga jadi wawasan buat pembaca kece yang selama ini ga tau jurusan Sistem Informasi itu apa dan ngapain. Jadi jangan kayak gue yang nyebur ke jurusan ini tanpa research at all. Supaya ada gambaran dan ga buta banget. Mungkin bisa baca prolog gue juga di https://lifestoryoftia.wordpress.com/2019/02/03/kuliah-jurusan-sistem-informasi-prolog/ kalo mau tau alasan gue ambil jurusan ini di perkuliahan. Jadi tanpa berbacot lagi, gue lanjut aja ya.

Fyi, yang gue ceritain di sini hanya tentang kelas terkait ya. Kelas kayak TOEFL, Agama, itu gue ga bahas di sini. Dan kelas yang gue jabarkan di Semester 1 di kampus tempat gue kuliah belum tentu sama dengan kampus yang kalian pilih. Juga tolong perhatian.

“Kuliah itu belajar, kalau nggak tau materinya ya jangan takut atau kuatir, karena wajar.” – Gue

Kelas: Algoritma dan Pemrograman

Jiper. Itu yang pertama gue rasain waktu nunggu kelas pertama di perkuliahan gue. Karena beberapa orang yang tidak gue kenal saat itu yang lagi nunggu kelas bersama di koridor kampus, mereka kenalan satu sama lain dan kurang lebih percakapan kayak gini:
Mr. A: “Gue (sebut nama), lu ada basic coding?”
Mr. B: “Gue (sebut nama), engga banyak, tapi html gue tau lah”
Gue: (dalam hati: “..hah?”)
Itu adalah percakapan yang terdengar di kiri kanan gue.

Gue kemudian merasa paling bodoh. Dan sudah ada sebongkah pemikiran ‘mungkin-gue-salah-pilih-jurusan’ sejak dini. Ditambah lagi, gue tidak sadar bahwa kelas pertama yang gue injak adalah kelas Algoritma dan Pemrograman. Ga ada tuh gue tau menau apa itu Algoritma. Kirain kelas matematika. Begitu dosennya dateng dan ngajar, mampus. Berasa kayak lagi dengerin guru mandarin ngajar, ga ngerti apa-apa! Sampai saat dosennya nanya mahasiswa/i-nya background kerjaannya dari bidang apa aja, gue merasa.. oh, gak cuma gue kok yang ga ngerti apa-apa. Lega.

Yang diajarin di kelas ini, adalah basic pengertian algoritma itu sendiri, dan pengaplikasiannya di pemrograman. Untuk paham cara berpikir sebelum kita ngetik kode-kode yang terlihat gaje, supaya bisa jadi program.

Nah, ini cuplikan tugas di kelas ini ya.

Tugas Algoritma dan Pemrograman

Ini adalah se-fruit tugas yang gue bikin. Jujur gue dah sangat lupa.. kok bisa gue bikin beginian sih waktu itu? Receh pulak :’)
Dan setiap tanda atau huruf yang diketik di sana, itu berarti lho. Kalau salah, bisa jadi hasil programnya ga bisa ngasih output sesuai yang kita mau, atau bahkan programnya ga bisa running sama sekali / error / nge-bug. Gue sih sewaktu tugas itu jadi dan berhasil running, ada kebahagiaan dan kenorakan tersendiri gitu.

Btw, dosen gue adalah Mrs. Y. Dosen yang agak jutek, jarang dateng tepat waktu, tapi knowledgenya OK.

Diajarin ngoding dengan logika = ngoding di papan tulis. Ini dosennya yang nulis bukan gue tentunya.

Dan kelas ini ada ujian tertulis dan praktikum. Tertulisnya ya tentang konsep algoritma, ada juga ngoding di kertas. Praktikumnya ya ngoding sampe running.

Para pembacaku, ku bukan mau nakutin kalian ya. Ini supaya kalian tau konten yang dipelajarin apa aja. Dan juga perlu diinget kalau gue super nol pengalaman ngoding. Dan menurut gue, konten yang gue share fotonya itu LEARNABLE. Tergantung preferensi aja. Jangan takut dulu, okay? Gue akan share bobot SKS dan nilainya. Ini gue ga ngarang sama sekali (silahkan hubungi gue buat liat transkrip nilai asli ya!)

Kelas: Algoritma dan Pemrograman
SKS: 4
Nilai: A

Kelas: Pengantar Teknologi Informasi

Kelas ini ga seberat kelas Algoritma. Kalau kalian di sekolah ada terima pelajaran tentang teknologi atau komputer, ini mirip. Materi awal itu ngebahas apa itu teknologi, sejarah komputer gimana, komponen PC ada apa aja, apa itu hardware, apa itu software, dsb. Di sini ga ada ngoding. Judulnya aja pengantar, jadi mengenalkan.

Tugas Pengantar Teknologi Informasi

Nah itu cuplikan tugasnya ya begitu. Tapi itu yang termudah. Yang tersulit adalah cara ngitung binary number. Tapi ada rumusnya kok tenang aja, diajarin.

Dosennya adalah Mr. H. Dosen tertampan yang ngajar di jurusan gue. Orangnya gaul dan asik, mungkin karena masih muda juga sih..

Kelas: Pengantar Teknoogi Informasi
SKS: 2
Nilai: A

Kelas: Pengantar Manajemen

Dosennya dosen favorit gue si Mr. L :’) Tapi beliau sudah almarhum.. Dia terakhir ngajar itu di semester 6 atau 7-nya gue. I miss him!

Kenapa belajar manajemen? Bukannya itu kelas anak Ekonomi? No. Manajemen itu luas. Manajemen meliputi sistem informasi pun ada. Jadi yang membedakan anak SI dan TI secara signifikan itu adalah TI lebih fokus di program yang dibuat untuk solve masalah, sedangkan SI menjangkau program dan lingkungannya. Seperti usernya, lingkungannya, kebutuhannya, dsb. Jadi porsi coding SI < TI.

Tugas Pengantar Manajemen

Setiap kelasnya cuma materi yang boleh dibilang hafalan atau pemahaman aja sih. Jadi tugas besarnya itu bikin makalah aja.

Kelas: Pengantar Manajemen
SKS: 2
Nilai: A

Kelas: Sistem Informasi Manajemen

Lah manajemen lagi? Apa bedanya? Beda. Karena ini yang udah bener-bener terjun ke Sistem Informasi. Kalau tadi kan hanya pengantarnya. Serupa tapi tak sama.
Dosennya adalah Mrs. S. Beliau baik banget dan lemah lembut. Saking lembutnya, kalau ngajar sering bikin hampir ketiduran. Apalagi kelas gue itu kan kelas karyawan yang udah lelah seharian di kantor kerja.

Untuk tugas saya tidak punya contoh tugasnya. Tapi semua seputar materi hafalan dan pemahaman. Jadi ga sulit lah yaa.. Asal kuat dengerin penjelasan dosennya ga tidur.

Ohya, di kelas ini adalah pengalaman pertama gue jadi ketua kelas. Gue itu pickable sebagai ketua kelas karena duduk selalu di depan dan menonjol secara fisik. LOL
Tapi dari pengalaman pertama ini gue jadi merasa ‘oh gue mending jadi ketua kelas di kelas lain juga’, lho.

Kelas:Sistem Informasi Manajemen
SKS: 2
Nilai: A

Oke sekian pengalaman di Semester 1. Sebenernya kelasnya masih banyak lagi tapi mata kuliahnya yang berhubungan erat sama Sistem Informasi aja yang gue bahas ya. Thanks for reading! See u at 2nd Semester’s story!

Kirim Paket ke Inggris (UK) dengan EMS Pos Indonesia

Halo! Mumpung lagi mood nulis/ngetik, dan ini juga recent event, jadi saya mau berbagi tentang pengalaman kirim paket ke Inggris/United Kingdom/Great Britain dengan EMS (Express Mail Service) dari Pos Indonesia. Saat browsing info, saya nemu postingan blog ini. Cukup mudah dipahami dan cukup membantu saya. Dari situ saya dapat beberapa info penting, namun apa yang saya alami agak sedikit berbeda sehingga saya pun terinspirasi dan termotivasi untuk membuat postingan ini juga.

Browsing Info Barang

Tentunya, saya tidak mau barang saya bermasalah, baik di negara asal maupun di negara tujuan. Jadi saya browsing, dan ini adalah link resmi dari Pos Indonesia: https://ems.posindonesia.co.id/prohibited.php. Juga saya dapat diinfokan dengan jasa pengiriman lain, dan juga dari blog orang yang pernah mengirimkan barang ke sana. Yang jika saya simpulkan, untuk kategori oleh-oleh seperti yang saya kirimkan, akan lebih aman dan tidak was-was jika:

  • Hindari barang berbentuk cairan/liquid.
  • Hindari barang berjenis obat-obatan.
  • Hindari makanan basah yang mudah rusak.
  • Hindari bahan baku industri.
  • Hindari barang-barang berbahaya seperti senjata api, senjata tajam, narkotika dan teman-temannya.

Resikonya adalah barang kita akan dikembalikan atau ditahan, tetapi biaya pengiriman hangus.

Oh ya, jangan lupa untuk buat Commercial Invoice berbahasa Inggris ya. Ini penting supaya petugas kepabeanan dan petugas jasa pengiriman tahu detil apa saja barang yang kita kirimkan, terbuat dari apa, dan total value-nya berapa. Dan sesuai atau tidaknya dengan fisik barangnya. Ini kemudian saya print 1x. Invoice ini wajib dibuat kalau hendak mengirim barang ke luar negeri. Berlaku juga untuk pengiriman dari luar negeri ke sini. Di dalamnya saya detil sekali menginfokan merk barang, jenis barang, negara yang memproduksi, jumlah barang, berat per barang dan totalnya, serta nilai per barang dan totalnya.

Browsing Info Harga

Awalnya saya mau kirim dengan kardus besar dan isinya juga banyak. Lalu saya baca-baca rules sana sini, dan saya pikir semakin besar/berat paket semakin murah biaya pengirimannya. Ternyata, semakin mahal. Yang semakin murah adalah selisih kilogramnya saja. Misal, salah satu agen pengiriman menawarkan jasa kirim ke UK Rp 650.000/kg, dan kg berikutnya s.d 3kg adalah Rp 550.000. Yang saya pikir, awalnya, jika saya kirim 1kg maka saya harus bayar Rp 650.000, tapi jika saya kirim 2kg saya hanya cukup bayar Rp 550.000. Padahal, saya harus membayar Rp 550.000 x 2 = Rp 1.100.000. Ya, bodoh saya.

Alhasil, saya kurangi isinya dan saya perkecil juga kardusnya dan dipaksa muat. Juga menurut info yang beredar, kalau kardusnya besar banget, (kurang tahu di kondisi seperti apa) jasa pengiriman bakal hitung volume si kardus yang bisa jadi lebih besar angkanya dari beratnya. Jadi daripada saya blunder, saya perkecil size kardusnya dan kurangi isinya.

Perihal biaya, saya entah mengapa ketemu aplikasi di PlayStore namanya RajaOngkir. Di situ, kita bisa simulasi perhitungan biaya jasa pengiriman domestik maupun internasional. Juga bisa dilihat perbandingan harga antar brand jasa pengiriman, seperti contoh di bawah ini untuk mengecek berapa biaya kirim dari Jakarta ke Great Britain (Inggris) jika berat barangnya 2kg:

Sumber: RajaOngkir

Tapi, angka di sini ga sepenuhnya tepat ya. Paling tepat adalah bawa langsung barangnya, minta ditimbang di tempat, dan minta info biayanya. Hanya, dari hasil pencarian tadi saya memutuskan akan menggunakan Pos Indonesia saja. Dan karena saya telah melakukan pencatatan berat masing-masing barang, jadi saya bisa estimasikan harus bawa uang berapa. Estimasi saya ada di angka +Rp 1.200.000 dengan berat 2,25kg. Berapakah realisasinya?

Proses Pengiriman

23 Sep 2020 sore hari, saya siap kirim ke kantor Pos. Yang saya bawa adalah:

  • Paket dalam dus yang sudah dibungkus bubble wrap dan ditempeli alamat pengirim dan alamat penerima.
  • Commercial Invoice yang tadi sudah dibuat dalam Excel dan di-print.
  • Uang Rp 1.200.000, ini estimasi maksimum. kalau lebih mahal lagi saya berniat membatalkan rencana ini.
  • Gunting dan selotip, karena kuatir pihak Pos minta untuk dibongkar isinya untuk di-crosscheck.

Sesampainya saya di kantor Pos, saya diberikan form seperti berikut, diminta isi rangkuman barang saya apa saja. Diminta rangkum karena kolom yang disediakan tidaklah besar, dan baris yang tersedia hanya 5 baris. Kan tidak mungkin saya tulis ulang semua yang sudah saya ketik di Excel tadi.. Contoh formnya adalah seperti berikut:

Sambil mengisi form, saya ditanyakan mau kirim ke negara mana, apakah sudah pernah mengirim sebelumnya. Lalu saya diberitahu oleh petugasnya, “Next, kalau mau kirim barang lagi, Invoicenya diprint 2x ya. Satu untuk kita lampirkan bersama dengan struk, satu lagi untuk ditaruh di dalam kardus. Jadi memudahkan pengecekan di kepabeanan. Dan kalau bisa paketnya dibungkus di sini saja. Karena semisal ada barang yang ragu apakah lolos pengecekan atau tidak, kita bisa tanyakan terlebih dahulu ke kenalan kami untuk lebih yakin.” Nah, saya sih yakin barang-barang yang saya kirimkan lolos pengecekan, kecuali Vitacimin. Iya, Vitacimin itu vitamin tablet hisap. Di kemasan Vitacimin sudah ada BPOMnya, harusnya tidak ada masalah, pikir saya. Kalau vitaminnya bentuk sirup, akan lain ceritanya. Selagi barang saya ditimbang, petugasnya menanyakan apa saja isi barangnya. Saya serahkan saja Invoicenya karena banyak jenisnya. Beliau juga menanyakan beberapa barang ini terbuatnya dari apa. Karena kebetulan beliau tidak begitu fasih dengan bahasa Inggris.

Setelah selesai isi form, selesai ditimbang juga paketnya. Dan ternyata 2,12kg dari yang estimasi saya 2,25kg, saya merasa aman, uang cukup nih. Dan untuk biaya pengirimannya, ternyata berada di nominal Rp 947.102 dengan PPN 1% dan HTNB (Harga Tanggungan Nilai Barang) Rp 5.500, sehingga totalnya menjadi Rp 962.073, dari estimasi saya tadi Rp 1.200.000. Petugasnya menginfokan bahwa paket akan sampai agak terlambat dari yang normalnya 4-6 hari, menjadi 7-10 hari akibat pandemi.

Apakah sudah cukup sampai di situ? Eits, belum.

28 Sep 2020 malam hari (di UK sih masih siang jelang sore hari), calon penerima paket dikirimi pesan dari DHL yang ketika saya cek tracking website itu posisi paket sedang berada di Hongkong. Sedang apakah si paket di Hongkong? Jadi somehow, I don’t know how, maybe kerjasama dari Pos dengan DHL mungkin ya, paket saya di-handle oleh DHL. Dan dia dikirimi SMS yang isinya harus melunasi biaya handle dan pajaknya sebesar Ā£16 atau jika dirupiahkan menjadi Rp 318.546. Ini bukan SMS tipu-tipu, kok. Si calon penerima paket bilang dia mau bayarkan saja, tapi saya tidak mau karena ini kan hadiah oleh-oleh ya.. Akhirnya saya kirim uang lewat PayPal dan kena charge lagi Rp 89.193, sehingga totalnya Rp 407.739. Jadi, total biaya pengiriman dari kantor Pos ditambah dengan biaya handle ini adalah Rp 1.369.812. Tentu tambahan biaya ini saya tidak diinfokan sebelumnya sewaktu di kantor Pos. Saya pikir ya sudahlah, ini pengalaman pertama dan menjadi pelajaran karena mungkin next time saya pakai cara lain untuk kirim hadiah. Value hadiahnya saja tidak sampai Rp 500.000 lho, ongkirnya dahsyat.

30 Sep 2020, paket sampai di tangan penerima. Jadi total harinya dari pengiriman adalah 7 hari. Dan Vitacimin tidak bermasalah sama sekali untuk dikirim ke luar negeri. Saya sih hanya kirim 2 sachet ya.

Nah, berikut ini adalah hasil tracking nya:

Tracking via EMS Pos Indonesia

Bisa dilihat kalau paketnya mampir Singapura, Hongkong, dan Jerman dulu sebelum akhirnya ke UK. Kemudian saya coba cek di website DHL, dan trackingnya lebih detil lagi daripada di EMS:

Tracking via DHL

Sebenarnya, terdapat juga pilihan layanan pengiriman ke luar negeri di Pos Indonesia yang lebih murah yaitu RLN. Dikarenakan pandemi, pengiriman khusus ke UK hanya dilayani via EMS saja. Sehingga saya tidak cari tahu lebih lanjut tentang RLN. Sekian pengalaman saya kirim paket Indonesia – United Kingdom, semoga membantu teman-teman pembaca.

Pengguna Jalan part 2 (END)

*nengok ke part sebelumnya* BUSET! Udah 5 taon kaga lanjutin. Parah banget. :)) #kalimatpembukayangabsurd

Jadi, rencana awal adalah gue ingin mendeskripsikan jenis-jenis pengguna jalan. Tapi, ternyata udah ada sampe dibikin ilustrasinya juga di blog orang lain yang ampe booming di-share di media sosial. But, seriously gue lupa linknya ada di mana. Jadi gue bakal curcol aja yah perihal update setelah 5 tahun berlalu #bilangajamales šŸ˜€

So, postingan terakhir di sini kan gue bilang bahwa soon ingin belajar mengendarai mobil, nah di sekitar akhir 2015, itu gue ada ikut kursus belajar mobil yang sekaligus gue bisa ehem dapet SIM. Dan di sekitar 2016, gue akhirnya nyicil beli mobil bekas, Toyota Avanza warna hitam tahun 2012.

“Setiap pengemudi mobil pasti ada masa nabraknya,” kata orang.

Gue pengen banget membuktikan bahwa tidak semua pengendara mobil akan merusak mobilnya. Tapi gagal. Berikut rentetan musibahnya:

  • Nyerempet Toyota Innova warna putih. Posisi gue mau ambil kanan di lalu lintas yang cukup padat merayap, tapi engga dikasih dong sama Toyota Fortuner warna hitam. Dia pun berani mepet gue, dan gue yang ga berani sama dia. Mobilnya gede, coy. Jadilah gue agak belokin ke kiri mobil gue. Alhasil Toyota Innova warna putih yang saat itu ada di sisi kiri gue, pas dia jalan, gesrekan deh sama mobil gue. Gue udah deg-degan takut banget bakal dimaki-maki. Gue mau keluar tapi gue lagi di tengah jalan. Kalau gue panik terus barang gue atau even worse mobil gue diambil orang pegimana yekan? Jadi gue diem aja terpaku sambil dalam hati, “Mampus gue diminta duit berapa nih?”. Drivernya keluar dan ngecek tingkat kelecetan dengan muka bete. Eh, tapi ga lama dari kursi penumpang keluar lelaki paruh baya yang ngeceknya santuy aja gitu. Lalu dia melambaikan tangan ke arah gue, which means it’s okay. Wah, senengnya bukan main gue. Terus gue mikir, lah kalau dia bilang ga apa-apa, yang bete tadi.. supir? O-Oke.
  • Lupa naikin rem tangan di garasi. Garasi rumah gue itu ada kemiringan sekitar.. mungkin 25 derajat. Nah udah parkir masuk garasi yakan, turun dari mobil dan mau tutup pintu, gue bengong karena bingung. Ini mobil kenapa mundur..? Karena gue kurang sigap, itu mobil mundur dan engga berhenti sampe pintu yang masih kebuka menghadap sang pagar. Oh. My. God. Dan di belakang mobil itu ada nyokap gue yang udah mau nutup pagar, gue cuma sibuk teriak, “MA, AWAS MA!!!” Mangap dan penyok sudah itu pintu mobil gue. Nyokap gue luckily tidak kenapa-napa.Ā Ya problemnya adalah gue lupa naikin rem tangan, dan mobil juga belum diganjel batu di bannya.Ā 
  • Nyundul tanduk belakang Toyota Fortuner warna gold. Ga ada angin, ga ada ujan, cuma ada usual macet aja di pagi hari. Gue emang biasa kalau berhenti di belakang kendaraan lain itu mepet. Tapi tidak gue expect kalau gue semepet itu dengan tanduk belakang si Fortuner. “Kreeeek,” bunyi list depan mobil gue yang retak perlahan. Motor yang lagi ngelewatin mobil gue aja sampe nengok nyariin arah suara aneh macam apa itu barusan.
  • Nyundul pemotor. Ini.. mungkin ada sekitar 3-4x deh selama gue bawa mobil. 1x ga sengaja, sisanya gue sengaja. Serius. Karena ada aja motor yang maksa nyalip ke depan gue di posisi gue lagi jalan. Jadi gue ga berhenti. Orangnya jatuh? Hampir. Orangnya marah? Engga. Lucunya mereka langsung cuma jalan aja kayak ga ada yang terjadi. Tau diri berarti ya..

Dan, mobil gue sudah tiada sekarang. Gue kembali jadi pemotor. At least, gue bersyukur bisa mewujudkan keinginan gue untuk bisa nyetir mobil selama hampir 4 tahun. Yah, meski kayak teknik buat berhenti di tanjakan pakai kopling, posisi kaki di kopling miring-miring kayak supir angkot, dan setir mobil ke luar kota (yang jauh, karena Jakarta ke Tangerang sih udah) belum terlaksana.

Kuliah Jurusan Sistem Informasi: Prolog

Hai-hai! Lumayan lama ga ngepost, nih. Sebelum ke tema post ini, gue mungkin mau info atau warning (?) kalau penggunaan kata “saya” atau “gue” di blog gue ini itu pure suka-suka gue aja, sih. Kalau lagi pengen casual ga kaku, ya pake “gue”. Kalau lagi pengen formal-ish, ya pake “saya”. Sama halnya dengan bahasa gaol Jak-Sel, Jak-Bar, .etc, ya. Jadi, maklumkeun.

Yak, jadi saat mengetik ini, gue lagi libur semester 5 yang bakal pindah ke semester 6 di bulan Maret 2019. Emang udah planning buat nge-share everything that I could share tentang perkuliahan yang (kayaknya) only gonna happens once in my lifetime. Jadi, kedepannya akan ada postingan yang entah jadinya bakal panjang apa engga, yang jelas menceritakan pengalaman selama kuliah di jurusan Sistem Informasi di Universitas… ga sebut merek deh. Karena nantinya akan gue ceritain juga behavior pengajar-pengajar dengan inisial. Ehehe..

Kenapa pilih Sistem Informasi?

Sebenernya alasan utama gue simple: karena pengen jurusan ke-komputer-an, tapi yang ga sesulit Teknologi Informasi (menghindari programming).

Alasan lain:

  • Tiap hari kerja pake komputer, main game juga pake komputer. Kayaknya jurusan komputer bisa deh…
  • Di antara berbagai jurusan, gue cuma prefer antara sastra atau komputer. Sempet mikir buat ke arah desain, tapi ga kebayang modalnya…
  • Di 2016 yang merupakan awal gue kuliah, itu gue mikir kedepannya komputer-thingy makin canggih. Gue pilih SI karena supaya ga gaptek (?)
  • Gue jurusan IPS sekolahnya, jadi no deh buat TI.
  • Buat opsi kerjaan (mungkin) jika gue bosan dengan kerjaan saat kini yang ga ada hubungannya dengan IT. Hanya user biasa.
  • Gue itu casual gamer, yang punya temen-temen hampir semuanya jurusan perkomputeran. Terpengaruh (?)

Setelah milih, nyesel nggak?

Hmm… sejauh semester 5 ini gue enggak nyesel dan selalu berusaha do the best. Tapi kan the real deal itu jelang penghujung perkuliahan, so… Mungkin gue simpulkan aja kalau sejauh ini gue ga nyesel.Ā Masalah yang ada di gue adalah, gue ga hobi di bidang ini. Karena kalau hobi, gue akan otodidak rajin caritahu, rajin explore, bahkan rajin ngoding.

“Lucunya adalah, yang rajin bisa juga berprestasi tanpa hobi.” – HA, dosen_super_jenius.

Kok ada ngoding? Katanya menghindari ngoding? Yup, karena gue engga banyak tanya sama orang-orang, gue kira SI itu ga ada coding. Ada, cuy!

“Anak SI harus paham coding, kalo enggak nanti diboongin programmer.” – FA, dosen_realistis.

Jadi, kalau dianalogikan: kalau ada anak SI dan anak TI mau ngerjain tugas ngegambar rumah, yang mikirin gambar kayak gimana yang mau dibuat itu anak SI. Peralatan buat ngegambarnya apa aja, sama tanya-tanya ke guru seperti “Bu/Pak, rumahnya harus deket sawah dan gunung kah? Atau bebas?”, itu kerjaan anak SI. Anak TI kasarnya bisa main game aja waktu anak SI lagi sibuk ngelakuin semua itu. Kalau semua udah siap, anak SI akan ceritain ke anak TI “Ini lho, kita akan gambar rumah pintunya dua, ada jendela disini, blabla.., nanti kita bisa liat ada orang di jendelanya. Dalam dua jam bisa?” Dan anak TI akan ngerjain ngegambar rumah itu dengan deadline yang ditentuin.Ā Trus, dimana bagian analogi diboongin anak IT? Nih, misal anak IT bilang “Wah, gue gambar pintu yang begini lama nih, bisa setengah jam sendiri.” Kalau anak SI ga ngerti cara gambar pintu, anak SI bakal ngangguk-ngangguk setuju aja. Kalau ngerti, anak SI akan “Jangan dong, pintunya yang biasa aja ada list di tengah lu garis, pinggirnya juga kasih garis lagi.”

Kira-kira begitulah. Mon maap ni kalo analoginya kurang jelas, tapi semoga bisa dipahamin. >_<

Gue rasa sekian dulu post prolog ini. Lebih jauh lagi nanti akan gue jabarkan per semesternya tentang mata kuliah apa aja yang gue ambil, isinya belajar apaan aja, total SKS berapa, nilainya juga berapa, dan kok bisa survive tanpa hobi? Nantikan post selanjutnya~

Upgrade SIM Card Tri dari 3G ke 4G

Saya adalah pengguna Tri sejak 2007, yang tentunya gadget di jaman old itu belum kenal sama jaringan 4G. Sampai 7 November 2017 lalu, SIM card tersebut belum pernah diapa-apain (hilang, rusak, ganti sim, patah). Dan saya masih menggunakan gadget jaringan 3G juga hingga saat itu. Apa kalian ada yang senasib dengan saya?

Merasa cukup tertinggal seiring perkembangan jaman, saya akhirnya diberkati untuk dapat membeli gadget terkini yaitu Vivo V7+ (meski-masih-nyicil). Tapi segera saya menemukan kendala: Nano SIM Card dan 4G.

Solusi pertama yang saya pikirkan adalah: potong. Saya berhasil melakukannya pada SIM Card provider Telkomsel yang sempat saya minta ubah ke Micro SIM Card sebelumnya. Tapi sang pemotong tidak dapat melakukannya pada SIM Card Tri saya. Kenapa? Karena perbedaan size chip pada Standard SIM Card ke Nano SIM Card, sedangkan size chip Micro SIM Card dan Nano SIM Card sama. Perhatikan gambar berikut:

5b125cc6bcdc51a53df234d272d3860c580a18d8

Dan ini adalah SIM Card Tri saya yang gagal dipotong:

IMG_20171107_180715

Lalu saya hampir putus asa karena yang saya ketahui, cara satu-satunya adalah pergi ke 3Store yang lokasinya tidak ada yang dekat dengan lokasi saya. Maka saya mencoba menelepon 3Care terlebih dahulu untuk mencaritahu lokasi paaaaling dekat dimana.

Ketika keluhan saya terlontar, “Mas, bisa ga sih saya delivery SIM Cardnya pakai ojek online? Atau dari Tri-nya jemput SIM Card saya gitu?” si customer service Tri ini pun menjawab, “Dulu sempat ada, bu, sistem pengiriman SIM Card ke rumah-rumah, tapi sudah tidak ada lagi saat ini. Kalau Ibu tidak mau ke 3Store, Ibu bisa kunjungi saja Alfamart/Alfamidi/Circle K terdekat untuk PakeTri 4G Always ON khusus untuk pengguna lama yang kartunya masih 3G dapat upgrade sendiri ke 4G.”

product-banner_6

Waaah, semangatnya bukan main. Saya langsung cari Alfamart terdekat. Tapi sangat disayangkan karena tidak semua Alfamart punya stoknya. Saya harus keluar masuk 4 Alfamart barulah menemukan paket yang dimaksud.

IMG_20171111_105227

Cukup dengan 70rb saja, dapat SIM Card kosong yang sudah bisa Nano SIM Card yang dapat diisi dengan nomor lama, juga dapat pulsa 50rb + kuota internet 4G sebesar 5GB. Tanpa harus jauh-jauh ke 3Store untuk sekedar ganti kartu saja tanpa bonus yang lain.

IMG_20171111_105244

Lalu cara pakainya bagaimana? Pastikan kamu sudah bayar dahulu ya. Nanti petugas Alfamart akan memberikan instruksi / bisa juga baca sendiri di bungkus paketnya sisi belakang yang terdapat petunjuk seperti di bawah ini:

Picture1_0

Mohon diperhatikan juga untuk:

  • TIDAK meninggalkan Alfamart tempat kalian membeli sebelum nomor pada SIM Card baru aktif, serta pulsa dan juga kuota yang dijanjikan.
  • Memerlukan waktu sekitar 10-20 menit* untuk melakukan step-step di atas hingga selesai.
  • Disarankan membawa hape cadangan untuk melakukan step-step di atas untuk mempermudah pengecekan. Karena apabila SIM lama masih dapat digunakan untuk menghubungi orang lain, berarti nomor pada SIM tersebut belumlah termigrasi ke SIM Card yang baru.

Screenshot_20171112_092319

Setelah muncul SMS seperti di atas pada SIM Card yang baru, kalian sudah bisa pulang. Jangan lupa say thanks buat mbak Alfamartnya, ya.

*tergantung mbak-mbak Alfamartnya paham atau engga. Saya sih harus balik lagi di hari lain karena mbaknya kurang begitu paham šŸ˜¦

Lupa Password DJPonline dan E-FIN

Maafkan saya tidak post-post selama ini. Trus tiba-tiba ngepost tentang lapor pajak (?)

Well, karena kebetulan udah dibagiin A1 ya kan dan bentar lagi deadline lapor pajak muncul, gue buka deh tuh 2 hari yang lalu ke djponline.pajak.go.id. Berniat lapor pajak lebih awal biar ga lupa. Eeh.. lupa passwordnya! Gimana, dong?

Sebelumnya, DJP Online adalah website pajak online yang disediakan Direktorat Jendral Pajak untuk memudahkan pelaporan pajak tahunan baik Perorangan maupun Badan secara online tanpa harus mendatangi KPP sambil menyerahkan berkas yang diperlukan dan antre panjang. Efektif dan efisien buat gue yang mager parah.

Nah, cara mengalihkan pelaporan pajak dari manual ke online, perlu proses registrasi yang nantinya akan mendapatkan kode E-FIN (Electronic Filing Identification Number). E-FIN ini please banget jangan dilupakan, atau minimal make a note to recall. Ini semacam tiket masuk ke pajak online.

Pelaporan pajak tahun 2015 berhasil gue lakukan secara online. Kemudian kertas cetak E-FIN gue buang begitu saja. Tapi, begitu mau lapor tahun pajak tahun 2016, boom! Gue lupa password djponline. Dan opsi yang ada ketika lupa password adalah:

e-fin1

Begitu kalian klik ‘di sini’, akan muncul form seperti:

e-fin5

Nah, engga masalah kalau masih nyimpen E-FINnya. Kalau kayak gue, dibuang? Gue tentunya melakukan pencarian info seputar gimana cara buat dapetin E-FIN lagi. Sejauh gue mencari, gue hanya menemukan solusi yaitu pergi ke KPP terdekat untuk minta dicetak ulang E-FINnya. Nope.Ā Inget, gue mager. Here is the fastestĀ mager way:

  1. Buka situs pengaduan.pajak.go.id (bisa lewat handphone atau pc), cari tombol di kanan bawah situs bertuliskan ‘LiveChat’. Oh ya, LiveChat hanya bisa digunakan pukul 08.00 – 16.00 WIB.e-fin3
  2. Akan muncul sebuah windowĀ dimana pada kolom Layanan terdapat 3 pilihan: ‘Aplikasi Elektronik’, ‘Informasi’, dan ‘Tax Amnesty‘. Pilih ‘Aplikasi Elektronik’. Kemudian isi nama dan e-mail yang terdaftar saat registrasi pajak online, serta pertanyaan seperti ‘Saya lupa E-FIN saya, boleh tolong dicek dan diinfokan lagi?’ pada kolom yang telah disediakan. Klik ‘Submit’ dan tunggu respon beberapa saat.
    e-fin4
  3. Petugas LiveChat kemudian akan menanyakan Nama, Alamat, E-mail, No. HP, No. NPWP yang sesuai dengan data saat pertama kali hendak mendapatkanĀ E-FIN.
  4. Bersabarlah beberapa saat untuk dilakukan pengecekan oleh petugas. Jika muncul notifikasi idle (biasanya 5 menit sekali), silahkan ketik apa saja untuk tidak membuat window tertutup otomatis. Jadi sebisa mungkin tidak meninggalkan layar jika belum dapat E-FINnya, ya.
  5. Setelah mendapatkan E-FIN, kita dapat melanjutkan proses reset password. Diharapkan e-mailnya engga lupa juga ya, mas, mbak. Karena setelah itu akan dikirimkan e-mail yang berisi link untuk mengubah password. Di klik ya, linknya.
    e-fin2
  6. Lalu akan muncul kolom yang disediakan djponline untuk membuat password baru. Yay~! Setelah berhasil merubah password, kalian udah bisa login, deh. Jangan lupa dicatat baik-baik ya E-FINnya! Dan selamat melapor pajak~ šŸ˜€

Pengguna Jalan

Hello, readers! Gue bakal ngepost banyak tentang Pengguna Jalan. Well, alasan gue mau ngebahas tentang ini adalah karena hampir tiap harinya semua orang menggunakan yang namanya jalan. Entah jalan raya, jalan ‘tikus’, jalan tol, dkk. Dan di jalan itu banyak hal-hal dari yang unik, lucu, aneh, bikin kesel, sampe yang biasa aja.

Gue pribadi sebagai cewek kadang sering ngedumel sendiri, ketawa sendiri, ngomong sendiri. Horor ya.. Tapi itu reflek aja sih. Gue pernah baca salah satu postingan orang, katanya kalo mau tau sifat asli seseorang, suruh dia nyetir dan lo perhatiin. Dan emang kata-kata yang gue keluarin buat mumbling atau blaming itu bukan kata-kata yang biasa gue pake sehari-hari. And if it’s you who sit there watching me driving, I bet you’ll call me whore.Ā Gue serius, jir! :’)

Oh ya btw, gue sejatinya adalah pengendara motor. Bisa diitung jari berapa kali gue jalan kaki ke tempat tujuan dalam sebulan.

Waktu masih kecil gue hobinya sepeda-an. Awal gue belajar sepeda itu sepeda roda empat. It was too easy. Ngga berapa lama, gue request ke sepeda roda dua, yak, duaĀ roda di kiri kanan dicabut. Lalu gue giat belajar ngendarain itu tanpa dituntun. Mulus? Bonyok. Kaki gue selalu gantian kiri dan kanan lukanya akibat ugal-ugalan gue. Setelah lancar, gue request ke sepeda gunung. Mulus? Nabrak tembok. Nyerah? ENGGAK. Macho banget gak sih gue. Entah gue punya jiwa otomotif yang mendarah daging dari bokap yang adalah seorang mekanik handal dan pengendara yang ‘gila’ atau enggak, setelah menguasai sepeda gunung gue naik level lagi. Yak, sepeda motor. Kebetulan pacarnya enci gue dulunya usaha jual-beli motor bekas dan/atau baru. Pas banget waktu itu ada stok motor bekas yang belom laku-laku juga, motor ‘bebek’. Gue emang udah tau teorinya kalau gas gimana, pindah gigi gimana, nge-rem gimana. Tapi dengan penasarannya gue, gue bawa lah itu keliling di depan bengkel bokap. Dan sampai akhirnya ortu mutusin buat kredit motor, lalu dibolehin bawa ke sekolah (karena jarak tempat tinggal saat itu ke sekolah lumayan jauh). Can you guess how old I am in that moment? ItĀ wasĀ 10 years old.Ā Gila kan? Tapi makin kesini gue gabisa ngebanggain itu lagi karena banyak yang lebih kucrit dari umur gue dulu udah pada bisa bawa motor. Well.. Terus naik level lagi gak? Soon. Really soon. Gue pengen banget bisa nyetir mobil. Mau gue tunjukkin koleksi game Need For Speed gue? HAHAHA. Tapi keluarga gue gak ada yang mengizinkan gue belajar otodidak. Ya gue tau kok harga mobil engga seharga sepeda. Tapi at least gue bakal berhati-hati kok. Tapi mindset mereka semua entah kenapa deh.. baru belajar = bakal nubruk. Oke yang satu ini gue harus bersabar biar bisa kebeli dah yee.. Soon, AMEN!

Oke sekian dulu pembukanya. Tunggu next post gue karena gue bakal bahas bertahap tentang macam-macam pengguna jalan. Bhay!

Kenalan dong?

Cina banget yah.

HALOOOOOWH!!

Kenalan dong? Gue Septia, anak ke-2 dari 2 bersaudara, pemalas, doyan main games, fattie, dan nggak modis.

Sebenernya ini wordpress udah ada dari jaman baheula, tapi gue anggurin gitu aja karena.. ya gue moody. I’ll type when I’m on my mood. Dan dulu udah pernah ada post tentang kegalauan gitu deh. But NO MORE! Gue apus dan gue memutuskan untuk menceritakan kehidupan percintaan gue di blogspot aja (#caelah), bukan disini.

So, welcome readers! Hope you enjoy my life šŸ˜€